Apa itu PTSD? Ketahui Sebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah kondisi kesehatan mental serius yang dapat memengaruhi seseorang setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial. Dalam artikel ini, Prudential Syariah akan membahas secara mendalam mengenai apa itu PTSD, sehingga pembaca dapat lebih memahami dan dapat memberikan dukungan yang diperlukan.
Sebelum memahami lebih lanjut tentang PTSD, mari kenali serba-serbi asuransi kesehatan dari Prudential Syariah terlebih dahulu. Dalam artikel "Kenali Serba-Serbi Asuransi Kesehatan dari Prudential Syariah untuk Diri dan Keluarga," Prudential Syariah memberikan panduan menyeluruh tentang perlindungan kesehatan yang dapat memberikan keamanan finansial bagi Anda dan keluarga.
Setelah membaca artikel di atas, mari lanjutkan untuk memahami lebih dalam tentang apa itu PTSD dan bagaimana mengatasinya.
Apa Itu PTSD?
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dapat terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Trauma ini bisa berasal dari berbagai situasi, seperti kecelakaan, kekerasan fisik atau seksual, peperangan, atau bencana alam. PTSD bukanlah tanda kelemahan atau kegagalan, melainkan respons alami tubuh terhadap pengalaman yang melibatkan ancaman serius terhadap kehidupan.
Gejala PTSD
Gejala PTSD biasanya dimulai dalam waktu 3 bulan setelah peristiwa traumatis, tetapi terkadang dapat juga terjadi lebih lambat. Seseorang dapat masuk kriteria PTSD jika ia mengalami gejala selama lebih dari 1 bulan, dan gejalanya cukup parah hingga dapat mengganggu aspek-aspek kehidupan sehari-hari, seperti hubungan atau pekerjaan. Gejalan tersebut juga harus tidak terkai dengan penggunaan obat, penyalahgunaan zat, atau penyakit lain.
Gejala PTSD mencakup berbagai reaksi fisik, psikologis, dan sosial yang mencerminkan dampak traumatis yang dialami seseorang. Beberapa gejala umum melibatkan:
-
Re-experiencing (Mengulang Kembali Peristiwa)
-
Pengalaman mengulang peristiwa traumatis secara berulang-ulang.
-
Mimpi buruk yang berkaitan dengan peristiwa traumatis.
-
Ingatan yang menyakitkan atau mengganggu tentang peristiwa traumatis.
-
-
Avoidance (Menghindar)
-
Menghindari situasi atau orang yang dapat memicu kenangan traumatis.
-
Kehilangan rasa emosi atau ketertarikan pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
-
Merasa terputus dari diri sendiri atau realitas sekitar.
-
-
Arousal and Reactivity (Kewaspadaan dan Reaktivitas)
-
Mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas.
-
Kesulitan berkonsentrasi atau fokus.
-
Kewaspadaan yang tinggi, seperti kesulitan tidur atau reaksi yang sangat cepat terhadap stimulus.
-
-
Cognition and Mood (Kognisi dan Mood)
-
Perubahan negatif dalam pola pikir dan perasaan yang dapat mencakup perasaan bersalah, rasa bersalah, atau pikiran negatif tentang diri sendiri dan orang lain.
-
Gangguan yang dialami setiap orang dapat bervariasi. Meskipun beberapa orang pulih dalam waktu 6 bulan, tetapi yang lain mungkin mengalami gejala selama 1 tahun atau lebih. Orang dengan PTSD juga sering mengalami kondisi lain secara bersamaan, seperti depresi, penyalahgunaan obat-obatan, atau gangguan kecemasan.
Penyebab PTSD
PTSD dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, dan dapat dipicu oleh berbagai peristiwa traumatis. Hal ini dapat terjadi pada veteran perang, korban kekerasan fisik atau seksual, korban kecelakaan, bencana, serangan teror, atau peristiwa serius lainnya. Orang dengan PTSD mungkin merasa stres atau takut, bahkan ketika mereka tidak lagi dalam bahaya fisik.
PTSD dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang apakah seseorang telah mengalami peristiwa berbahaya secara langsung. Bahkan, mengetahui bahwa seorang kerabat atau sahabat dekat mengalami trauma dapat menjadi pemicu PTSD. Hal ini menunjukkan bahwa dampak traumatis dapat meluas kepada mereka yang bersamaan dengan individu yang langsung terlibat dalam peristiwa tersebut.
Faktor Risiko
Banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan PTSD setelah mengalami peristiwa traumatis. Ada yang muncul sebelum trauma, sementara yang lain berperan selama dan setelah peristiwa traumatis. Faktor risiko melibatkan:
-
Paparan pada trauma sebelumnya, terutama saat masa kanak-kanak, dapat meningkatkan rentan seseorang terhadap PTSD di kemudian hari.
-
Orang yang mengalami cedera sendiri atau menyaksikan orang lain mengalami cedera atau kematian memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami PTSD.
-
Perasaan ngeri, tidak berdaya, atau ketakutan yang ekstrem selama peristiwa traumatis.
-
Tidak memiliki atau memiliki sedikit dukungan sosial setelah peristiwa traumatis.
-
Menghadapi stresor (penyebab stres) tambahan setelah peristiwa, seperti kehilangan orang yang dicintai, rasa sakit dan cedera, atau kehilangan pekerjaan atau tempat tinggal.
-
Riwayat penyakit mental atau penyalahgunaan zat, baik pada diri sendiri atau dalam keluarga.
Faktor Ketahanan
Meskipun banyak faktor risiko, ada juga faktor ketahanan yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang mengalami PTSD atau membantu dalam proses penyembuhan. Faktor ketahanan melibatkan:
-
Mencari dan menerima dukungan sosial dapat membantu mengurangi dampak traumatis dan mendukung proses pemulihan.
-
Mengembangkan pemahaman dan penerimaan terhadap tindakan yang diambil sebagai respons terhadap peristiwa traumatis dapat membantu dalam mengatasi rasa bersalah atau malu.
-
Mengembangkan strategi penanganan yang efektif dan kemampuan untuk belajar dari peristiwa traumatis dapat memperkuat ketahanan.
-
Kesiapan dan kemampuan untuk merespons kejadian yang mengejutkan meskipun merasa takut dapat membantu mengurangi dampak traumatis.
Pengobatan dan Pentingnya Mendapatkan Bantuan Profesional
Mengatasi PTSD memerlukan perhatian dan bantuan profesional yang tepat. Pengobatan PTSD tidak hanya dapat membantu dalam mengurangi gejala, tetapi juga membantu individu untuk mendapatkan kembali rasa kontrol atas hidup mereka. Terdapat beberapa metode pengobatan yang efektif, seperti dengan psychotherapy atau penggunaan obat-obatan.
Psychotherapy
Terdapat beberapa jenis psychotherapy yang digunakan dalam pengobatan PTSD baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Beberapa jenis terapi ini melibatkan:
1. Terapi Kognitif
Terapi ini membantu mengenali pola pikir yang membuat Anda terjebak, seperti keyakinan negatif tentang diri sendiri dan risiko terjadinya peristiwa traumatis. Biasanya digunakan bersamaan dengan terapi eksposur.
2. Terapi Eksposur
Terapi perilaku ini membantu Anda menghadapi situasi dan kenangan yang menakutkan dengan aman sehingga Anda dapat belajar mengatasi mereka secara efektif. Pendekatan tertentu menggunakan program realitas virtual untuk memungkinkan Anda "kembali" ke lingkungan di mana trauma terjadi.
3. Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)
EMDR mengombinasikan terapi eksposur dengan serangkaian gerakan mata yang terpandu untuk membantu memproses kenangan traumatis dan mengubah reaksi terhadap mereka.
4. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
ECT, atau terapi elektrokonvulsif, adalah tindakan medis di mana arus listrik dialirkan melalui otak untuk memicu kejang yang dapat dikontrol. Meskipun terkadang dianggap kontroversial, ECT dapat memberikan hasil yang efektif untuk kondisi tertentu, seperti depresi berat yang tidak merespons baik terhadap pengobatan obat-obatan atau terapi lainnya.
Obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat membantu mengelola gejala PTSD. Beberapa jenis obat termasuk:
1. Antidepresan
Obat ini membantu mengatasi gejala depresi dan kecemasan. SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) seperti sertralin (Zoloft) dan paroksetin (Paxil) telah banyak digunakan di Amerika Serikat untuk pengobatan PTSD.
2. Obat Anti-Kecemasan
Obat anti-kecemasan dapat meredakan kecemasan berat dan masalah lain yang terkait. Namun, beberapa obat ini memiliki potensi penyalahgunaan, sehingga umumnya digunakan hanya untuk jangka waktu singkat.
Pentingnya Mendapatkan Bantuan Profesional
Apabila Anda memiliki masalah traumatis dan terus-menerus memiliki ingatan tentang peristiwa tersebut secara berulang, terutama bila berlangsung selama lebih dari 1 bulan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Beberapa orang dengan PTSD bahkan terkadang memiliki pikiran untuk bunuh diri, jadi Anda juga dapat mengusahakan untuk terbuka mengenai masalah ini kepada keluarga, teman, atau orang terdekat lainnya.
Dalam menanggapi gangguan mental PTSD, langkah-langkah pengobatan dan mendapatkan bantuan profesional adalah kunci untuk pemulihannya. Dengan psychotherapy yang terbukti efektif dan, jika diperlukan, dukungan obat-obatan, penderita PTSD dapat mengelola gejala dan meraih kembali kendali atas hidup mereka. Dengan Asuransi Kesehatan Syariah dari Prudential Syariah, Anda bisa mendapatkan layanan psikolog atau psikiater untuk membantu mengatasi PTSD.
Mengatasi tantangan ini membutuhkan dukungan, dan PRUSolusi Sehat Plus Pro Syariah dari Prudential Syariah dapat memberikan dukungan tersebut dengan perlindungan lengkap untuk Anda dan keluarga. Produk ini dapat memberikan manfaat pengobatan untuk Peserta Yang Diasuransikan yang berhubungan dengan kelainan jiwa atau cacat mental, termasuk PTSD.
Jangan biarkan ketidakpastian kesehatan membebani Anda dan keluarga secara finansial. Segera dapatkan solusi asuransi kesehatan dan rawat jalan dari Prudential Syariah. Dengan begitu, Anda dapat fokus sepenuhnya pada proses pemulihan dan menjalani kehidupan yang sehat dan sejahtera. Hubungi Prudential Syariah untuk berkonsultasi secara gratis dan buat langkah bijak untuk masa depan kesehatan Anda sekarang juga!