Wanita memegang kepala

Jangan Abaikan! Kenali Gejala Gangguan Bipolar dan Cara Efektif Mengobatinya

Gangguan bipolar tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pada artikel ini, Prudential Syariah akan membahas mengenai gejala gangguan bipolar serta pengobatan dan pencegahannya. Pertama-tama, kamu harus mengenali lebih dalam mengenai apa itu gangguan bipolar terlebih dahulu.

Apa Itu Gangguan Bipolar?

Gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan signifikan dalam suasana hati, tingkat energi, aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan untuk menjalani kegiatan sehari-hari. Seseorang yang mengalami gangguan ini mungkin mengalami perubahan dari kegembiraan yang ekstrem menjadi keputusasaan yang mendalam tanpa alasan yang jelas.

Perubahan drastis suasana hati ini juga dapat memengaruhi pola tidur, tingkat energi, aktivitas fisik, perilaku, dan kemampuan berpikir individu tersebut. Penting untuk dipahami bahwa gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup yang tidak bisa sembuh sepenuhnya. Namun, dengan terapi dan pengobatan yang tepat, gejala dapat dikelola untuk membantu individu menjalani kehidupan yang lebih stabil dan bermakna.

Baca Juga: 8 Manfaat Pola Hidup Sehat Sejak Dini

Penyebab Gangguan Bipolar

Penyebab gangguan bipolar belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor seperti genetik, struktur otak, dan lingkungan. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena gangguan bipolar adalah:

1. Faktor Genetik

Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan bipolar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tersebut. Penelitian pada anak kembar identik menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan genetik yang signifikan dalam perkembangan gangguan bipolar.

2. Gangguan Keseimbangan Zat Kimia di Otak

Kondisi ini dapat muncul jika terjadi ketidakseimbangan neurotransmiter, zat kimia di otak yang mengatur suasana hati dan perilaku seseorang. Ketidakseimbangan ini dapat mempengaruhi perubahan suasana hati dan tingkat energi, yang berkaitan dengan gangguan bipolar.

3. Faktor Lingkungan

Stres jangka panjang, trauma baik secara fisik maupun emosional, dapat menjadi pemicu gangguan ini. Peristiwa kehidupan seperti kehilangan orang yang dicintai atau konflik dalam hubungan dapat memicu atau memperburuk episode bipolar.

4. Perubahan Hormonal

Perubahan hormon dalam tubuh, seperti saat mengalami kehamilan, menstruasi, atau menopause, meningkatkan kerentanan seseorang terhadap masalah mental ini.

5. Siklus Tidur yang Berubah

Masalah tidur, entah itu kurang tidur atau tidur berlebihan, dapat memicu munculnya episode mania atau depresi pada individu yang mengalami gangguan bipolar. Gangguan suasana hati yang intens juga dapat mengganggu kualitas tidur mereka.

Apa Saja Gejala Gangguan Bipolar?

Gejala gangguan bipolar dapat bervariasi pada setiap individu, tergantung pada jenis, frekuensi, dan intensitas episode mania atau depresi yang dialami. Secara umum, gejala gangguan bipolar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gejala fase mania dan hipomania serta gejala fase depresi mayor.

Baca Juga: Apa Itu OCD? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

1. Fase Mania dan Hipomania

Mania dan hipomania adalah dua fase yang berbeda dalam gangguan bipolar, walaupun memiliki gejala yang mirip. Mania umumnya lebih parah daripada hipomania dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem. Pada fase mania, ada risiko mengalami psikosis di mana seseorang kesulitan membedakan antara imajinasi dan realitas, sehingga perlu mendapatkan perawatan medis segera di rumah sakit. Berikut beberapa gejalanya:

  • Perasaan sangat senang, bahagia, atau euforia.

  • Bicara lebih banyak dan lebih cepat dari biasanya.

  • Percaya diri yang berlebihan atau merasa diri istimewa.

  • Keinginan untuk tidur berkurang atau tidak merasa butuh tidur.

  • Sering membuat keputusan yang tidak realistis, impulsif, atau berisiko.

  • Mudah terganggu atau sulit berkonsentrasi.

  • Merasa gelisah, agitasi, atau mudah marah.

  • Memiliki energi yang berlebihan atau hiperaktif.

  • Memiliki gairah seksual yang tinggi atau perilaku seksual yang tidak wajar.

  • Mengalami halusinasi, delusi, atau paranoia.


2. Fase Depresi Mayor

Beberapa tanda umum yang sering muncul ketika seseorang dengan gangguan bipolar mengalami episode depresi mayor. Berikut adalah tanda-tandanya:

  • Perasaan sangat sedih dan putus asa.

  • Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasa disukai.

  • Merasa lelah, lesu, atau tidak berenergi.

  • Sulit tidur, tidur terlalu banyak, atau bangun terlalu pagi.

  • Sulit berpikir, berkonsentrasi, atau mengingat sesuatu.

  • Merasa bersalah, tidak berharga, atau rendah diri.

  • Mengalami perubahan nafsu makan atau berat badan.

  • Memiliki pikiran atau percobaan bunuh diri.


Gejala gangguan bipolar dapat memburuk jika tidak ditangani dengan segera. Oleh karena itu, jika kamu atau orang terdekat kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter atau psikiater.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, psikologis, dan laboratorium untuk mendiagnosis gangguan bipolar. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan, keluarga, dan lingkungan kamu untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu atau memperparah gejala.

Pengobatan dan Pencegahan Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. Pengobatan gangguan bipolar bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah kekambuhan, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengobatan gangguan bipolar biasanya melibatkan kombinasi antara obat-obatan dan psikoterapi.

Baca Juga: Apa itu PTSD? Ketahui Sebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

1. Obat-obatan

Obat-obatan untuk gangguan bipolar harus dikonsumsi sesuai dengan resep dokter dan tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. Obat-obatan ini juga dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, muntah, pusing, mengantuk, gemetar, berat badan berubah, atau gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, kamu perlu melakukan pemeriksaan rutin dan melaporkan segala keluhan yang kamu rasakan kepada dokter.

Dilansir dari Mayo Clinic, obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar antara lain:

  • Obat penyeimbang suasana hati, seperti lithium, valproat, karbamazepin, dan lamotrigin. Obat-obat ini dapat membantu mengontrol perubahan suasana hati yang ekstrem dan mencegah kekambuhan.

  • Obat antipsikotik, seperti olanzapin, kuetiapin, risperidon, dan aripiprazol. Obat-obat ini dapat membantu mengatasi gejala psikotik, seperti halusinasi, delusi, atau paranoia.

  • Obat antidepresan, seperti fluoksetin, sertralin, dan eskitalopram. Obat-obat ini dapat membantu mengatasi gejala depresi, seperti sedih, putus asa, atau tidak berdaya.

  • Obat antiansietas, seperti alprazolam, klonazepam, diazepam, dan lorazepam. Obat-obat ini dapat membantu mengatasi gejala ansietas, seperti gelisah, cemas, atau takut.


2. Psikoterapi

Psikoterapi yang dapat dilakukan untuk mengobati gangguan bipolar antara lain:

  • Interpersonal and Social Rhythm Therapy (IPSRT), yaitu terapi yang bertujuan untuk mengatur pola aktivitas sehari-hari kamu dan menjaga hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain. Terapi ini dapat membantu kamu mengatasi stres, konflik, atau isolasi sosial yang dapat memicu atau memperparah gejala gangguan bipolar.

  • Cognitive-Behavior Therapy (CBT), yaitu terapi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif atau tidak rasional menjadi positif atau rasional. Terapi ini dapat membantu kamu mengenali dan mengelola emosi, pikiran, dan tindakan kamu yang dapat memengaruhi suasana hati kamu.

  • Terapi keluarga, yaitu terapi yang melibatkan anggota keluarga atau orang terdekat kamu dalam proses pengobatan. Terapi ini dapat membantu kamu dan keluarga kamu memahami, mendukung, dan berkomunikasi dengan lebih baik tentang gangguan bipolar dan dampaknya.

  • Grup dukungan, yaitu aktivitas yang mempertemukan kamu dengan orang-orang yang memiliki pengalaman yang sama dengan gangguan bipolar. Grup dukungan dapat membantu kamu berbagi, belajar, dan mendapatkan motivasi dari orang-orang yang mengerti kondisi kamu.


Selain pengobatan dan psikoterapi, pengidap gangguan bipolar juga sangat disarankan untuk selalu menjalani pola hidup yang sehat, seperti makan-makanan yang menyehatkan dan aktif berolahraga.

3. Rehabilitasi

Apabila gangguan bipolar disebabkan oleh ketergantungan pada zat-zat seperti narkoba atau alkohol, pendekatan medis yang dianjurkan adalah menjalani rehabilitasi untuk mengatasi ketergantungan tersebut. Rehabilitasi ini tidak hanya bertujuan untuk menghentikan penggunaan zat-zat tersebut, tetapi membantu pasien membangun kembali kesehatan mental dan fisiknya secara holistik. Pendekatan ini melibatkan berbagai strategi terapi dan dukungan yang didesain khusus untuk membantu pasien dalam proses pemulihan mereka.

Kesimpulan

Dalam menghadapi kompleksitas gejala gangguan bipolar, pemahaman yang mendalam menjadi kunci untuk memberikan dukungan yang tepat kepada mereka yang membutuhkannya. Dalam menjalani perjalanan menghadapi gangguan bipolar, penting untuk mencari perawatan dan dukungan yang sesuai.

Untuk melindungi diri dan keluarga dari dampak finansial yang mungkin timbul akibat perawatan medis, Prudential Syariah menawarkan Asuransi Kesehatan Syariah. Dengan perlindungan kesehatan yang menyeluruh, kamu dan keluarga dapat mendapatkan akses terhadap perawatan yang diperlukan tanpa harus merasa terbebani secara finansial.

Jangan biarkan risiko kesehatan merugikan kestabilan finansial kamu. Hubungi Prudential Syariah hari ini untuk berkonsultasi secara gratis dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang produk perlindungan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Sejahtera fisik dan finansial dimulai dari langkah bijak hari ini!