Jenis Puasa

Puasa Ramadhan Sebentar Lagi, Yuk Ketahui 10 Jenis Puasa dan Keutamaannya

Puasa, sebagai salah satu rukun Islam, memegang peran penting dalam membentuk keimanan kita sebagai umat Muslim. Tidak hanya puasa Ramadan, jenis puasa banyak sekali baik wajib dan sunnah yang mungkin kamu belum tahu.

Namun, sebelum memahami berbagai jenis puasa, yuk baca dulu artikel tentang zakat juga di "Pengertian, Cara Menghitung, dan Keutamaan Zakat Fitrah" dari Prudential Syariah.

Nah, sekarang, mari lanjutkan pembahasan mengenai berbagai jenis puasa dalam Islam. Baca selengkapnya di bawah ini!

Pengertian Puasa

Puasa adalah ibadah untuk menahan diri dari segala bentuk nafsu, termasuk makan, minum, dan aktivitas tertentu.. Lebih dari sekadar menahan diri secara fisik, puasa juga mencakup pengendalian diri dari perilaku negatif, seperti berbohong. Puasa adalah bentuk pengabdian kepada Allah SWT untuk meningkatkan ketakwaan.

Puasa mengajarkan kita untuk meningkatkan kesabaran, mengembangkan rasa empati terhadap orang lain, serta menerapkan disiplin pada diri sendiri. Lebih dari itu, puasa juga dapat menjadi bentuk peningkatan takwa dan pengampunan kesalahan yang dilakukan pada waktu yang lalu.

Jenis Puasa Wajib

Puasa dapat dibagi menjadi yang wajib dan sunnah. Empat jenis puasa wajib antara lain:

1. Puasa Ramadan

Puasa Ramadan merupakan kewajiban yang harus dilakukan seluruh umat Muslim seperti tercantum di Al-Qur'an, hadis, dan ijma' (kesepakatan ulama). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183)

Nabi Muhammad SAW juga bersabda keistimewaan puasa Ramadan melalui hadis riwayat Abu Hurairah RA, yang menyebutkan bahwa bulan ini adalah "bulan yang penuh berkah," di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.

2. Puasa Kafarat

Puasa Kafarat merupakan puasa denda atas pelanggaran suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan kewajiban. Sebagai contoh, puasa Kafarat dilaksanakan saat menghilangkan nyawa binatang saat ihram, atau ketika suami melakukan zhihar (menyamakan istri dengan perempuan mahramnya).

3. Puasa Qadha

Puasa Qadha merupakan kewajiban untuk mengganti hari-hari puasa yang ditinggalkan pada bulan Ramadan. Beberapa orang dengan kondisi tertentu, seperti wanita yang mengalami haid, diizinkan untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadan, tetapi mereka diwajibkan untuk mengganti (qadha) puasa tersebut sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan di luar bulan Ramadan yang diperbolehkan.

4. Puasa Nazar

Puasa Nazar adalah puasa sebagai wujud janji atau nazar terhadap sesuatu yang akan dilakukan. Contohnya, seseorang berjanji untuk berpuasa selama lima hari jika dia berhasil masuk ke universitas yang diimpikan. Puasa Nazar menjadi kewajiban yang harus dijalankan sebagai pemenuhan atas janji yang telah diucapkan.

Jenis Puasa Sunnah

Selain empat jenis puasa wajib di atas, terdapat beberapa jenis puasa sunnah yang dianjurkan sebagai berikut:

1. Puasa Daud

Puasa Daud dilakukan dengan pola sehari berpuasa dan sehari tidak, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Daud as. Puasa ini dianggap sebagai puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Nabi Muhammad SAW bersabda tentang keistimewaan puasa Daud melalui hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, "Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud, dan salat yang paling disukai Allah adalah salat Daud. Dia tidur separuh malam, dan bangun untuk salat pada sepertiganya, dan tidur lagi pada seperenamnya. Dia puasa satu hari dan tidak berpuasa satu hari (berikutnya)."

6. Puasa Senin-Kamis

Puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW. Puasa ini termasuk sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menyebutkan kepentingan hari Senin dan Kamis, "Sesungguhnya amal-amal manusia dilaporkan (kepada Allah SWT) pada hari Senin dan Kamis. Lalu Allah SWT mengampuni setiap muslim (atau mukmin), kecuali dua orang yang saling menjauh. Allah SWT berkata, 'Tangguhkanlah untuk keduanya.” (HR Ahmad)

7. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriah. Tahukah kamu, puasa ini mengandung nilai yang luar biasa, seolah-olah seseorang sedang berpuasa sepanjang tahun. Rasulullah SAW menekankan bahwa puasa ini tidak hanya memberikan keberkahan sehari, tetapi seolah-olah membawa berkah setiap hari dalam bulan tersebut.

8. Puasa Arafah

Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan jemaah haji yang melakukan wukuf di padang Arafah. Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang lalu dan tahun yang akan datang" (HR Muslim, Ahmad, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Dawud). Puasa Arafah menjadi bagian penting dari ibadah haji, dan bagi mereka yang tidak berhaji, melaksanakan puasa Arafah merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

9. Puasa Asyura

Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dan merupakan salah satu puasa sunnah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Meskipun tidak diwajibkan, Rasulullah SAW menganjurkan puasa Asyura dan bahkan berjanji untuk berpuasa pada hari tersebut. Dalam sebuah hadis, Muawiyah bin Abu Sufyan mengatakan, "Hari ini adalah hari Asyura dan kalian tidak diwajibkan puasa pada hari ini. Sedangkan aku sekarang berpuasa pada hari ini. Siapa yang menghendaki, dia boleh berpuasa, dan siapa yang menghendaki dia boleh tidak berpuasa." (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis, "Dan puasa pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR Muslim, Ahmad, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Dawud). Puasa Asyura menjadi momen penting dalam agama Islam, yang dianggap dapat membersihkan dosa dan mendatangkan keberkahan.

10. Puasa Tasu'a

Puasa Tasu'a dilakukan pada tanggal 9 Muharram. Meskipun Rasulullah SAW tidak sempat melaksanakannya karena wafat sebelumnya, beliau menganjurkan umat Muslim untuk berpuasa pada hari ke-9 di bulan Muharram.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim, Ibnu Abbas RA menyampaikan, "Ketika Rasulullah SAW berpuasa di hari Asyura serta mensyariatkannya kepada kaum Muslim, mereka berkata, 'Wahai Rasulullah SAW, hari ini merupakan hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.' Kemudian beliau bersabda, 'Seandainya usiaku masih sampai pada tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari ke sembilan (Tasu'a).

Keutamaan Puasa

Puasa memiliki keutamaan yang banyak. Tiga aspek keutamaan puasa ini mencakup ketaatan kepada Allah, kesempurnaan iman dan taqwa, serta peluang untuk mendapatkan pahala besar.

1. Ketaatan kepada Allah SWT

Puasa adalah salah satu bentuk ketaatan yang utama kepada Allah SWT. Puasa membangun disiplin dan memperkuat ikatan batin dengan Allah SWT, sehingga dapat mempertebal tauhid dan meningkatkan rasa cinta kamu kepada-Nya.

2. Kesempurnaan Iman dan Takwa

Puasa tidak hanya menahan diri, tetapi juga membangun kesempurnaan iman dan takwa. Dengan menahan diri dari tindakan-tindakan yang dilarang agama, dapat menciptakan landasan yang kuat untuk menambah iman dan takwa kita kepada Allah SWT.

3. Mendapatkan Pahala Besar

Puasa memberikan peluang luar biasa untuk mendapatkan pahala besar dari Allah SWT. Dalam menunaikan ibadah puasa dengan keikhlasan, kita dapat membersihkan jiwa mereka dari dosa-dosa sekaligus meraih berkah dan pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, bulan puasa adalah waktu yang istimewa untuk mendapatkan pahala besar, meraih ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

Dengan memahami jenis puasa dan keutamannya, kamu dapat memperkuat ketaatan kepada Allah SWT, meningkatkan iman, sekaligus mendapatkan pahala yang besar.

Sebagai penutup, untuk perlindungan terhadap risiko yang akan terjadi di masa datang, kamu dapat mempertimbangkan untuk memiliki asuransi jiwa Syariah dan asuransi kesehatan Syariah dari Prudential Syariah. Jangan ragu untuk menghubungi Prudential Syariah dan berkonsultasi gratis untuk berbagai produk asuransi Syariah.