Kanker Payudara: Definisi, Jenis, Gejala, hingga Pencegahannya
Kanker payudara adalah salah satu penyakit paling umum yang menyerang kaum perempuan di seluruh dunia. Kanker ini dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Meskipun begitu, banyak dari kita yang masih kurang memahami bagaimana kanker payudara bisa berkembang, apa saja gejalanya, serta bagaimana langkah-langkah pencegahannya. Sebelum terlambat, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya kanker payudara dan memahami lebih dalam mengenai penyakit ini.
Apa itu Kanker Payudara?
Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kanker payudara adalah pertumbuhan sel abnormal di jaringan payudara yang berkembang dengan cepat dan tidak terkendali. Sel-sel ini bisa membentuk tumor ganas yang menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Kanker payudara bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi lebih umum terjadi pada wanita. Faktor-faktor seperti usia, genetik, dan gaya hidup bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Baca Juga: Manfaat Asuransi Jiwa Seumur Hidup untuk Memberikan Rasa Aman dalam Berbagai Fase Kehidupan
Jenis Kanker Payudara
Kanker payudara dikategorikan menjadi dua jenis utama: non-invasif dan invasif, tergantung pada bagaimana sel kanker menyebar di dalam tubuh. Berikut penjelasan lebih lengkap tentang kedua jenisnya:
1. Kanker Payudara Non-Invasif
Kanker jenis ini belum menyebar ke jaringan sekitar dan masih berada di tempat asalnya di dalam saluran atau lobulus payudara.
a. Karsinoma Duktal In Situ (DCIS)
DCIS adalah kanker yang berada di saluran susu (duktus) tetapi belum menyebar ke jaringan di sekitarnya. Ini adalah bentuk paling awal dari kanker payudara dan biasanya memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi jika terdeteksi dan diobati dini.
b. Karsinoma Lobular In Situ (LCIS)
LCIS adalah kondisi di mana sel abnormal ditemukan di lobulus payudara, tetapi tidak dianggap sebagai kanker sejati karena jarang menyebar. Namun, LCIS dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara invasif di kemudian hari.
2. Kanker Payudara Invasif
Jenis kanker ini telah menyebar dari saluran atau lobulus ke jaringan payudara yang lebih luas dan bahkan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
a. Karsinoma Duktal Invasif (IDC)
IDC adalah jenis kanker payudara invasif yang paling umum. Kanker ini dimulai di saluran susu dan kemudian menyebar ke jaringan di sekitarnya.
b. Karsinoma Lobular Invasif (ILC)
ILC dimulai di lobulus payudara dan dapat menyebar ke jaringan sekitar dan organ lainnya. Jenis ini lebih sulit dideteksi dibandingkan IDC karena sering tidak membentuk benjolan yang jelas.
Gejala Kanker Payudara
Gejala kanker payudara bisa sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis kanker yang diderita. Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala apapun pada tahap awal, sementara yang lain mungkin langsung menyadari adanya perubahan signifikan pada payudara mereka.
Berikut adalah beberapa gejala umum yang sering dikaitkan dengan kanker payudara:
1. Benjolan di Payudara atau Ketiak
Salah satu gejala yang paling umum dan sering menjadi tanda awal kanker payudara adalah munculnya benjolan atau penebalan di payudara atau di bawah ketiak. Benjolan ini bisa terasa keras, dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit. Meskipun tidak semua benjolan bersifat kanker, penting untuk segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
2. Perubahan pada Kulit Payudara
Kanker payudara dapat menyebabkan perubahan pada kulit di sekitar area payudara. Kulit payudara bisa tampak merah, bersisik, terasa gatal, atau tampak seperti kulit jeruk. Kondisi ini sering kali menunjukkan adanya peradangan atau penumpukan cairan yang disebabkan oleh kanker.
3. Perubahan Bentuk dan Ukuran Payudara
Salah satu tanda lainnya adalah perubahan bentuk atau ukuran payudara. Salah satu payudara bisa terlihat lebih besar atau lebih kecil dari biasanya, atau bisa tampak tidak simetris. Payudara juga mungkin terasa lebih berat atau lebih penuh daripada sebelumnya. Ini bisa terjadi akibat massa kanker yang menyebabkan perubahan pada jaringan payudara.
4. Perubahan pada Puting Payudara
Pada beberapa kasus, kanker payudara dapat menyebabkan perubahan pada puting. Puting bisa menjadi terbalik (retraksi puting), terjadi keluarnya cairan abnormal (baik bening, berdarah, atau berwarna), atau mengalami ruam dan luka yang tidak kunjung sembuh.
5. Nyeri atau Ketidaknyamanan pada Payudara
Meskipun nyeri tidak selalu menjadi tanda kanker payudara, beberapa orang dengan kanker payudara mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di payudara atau area ketiak yang berlangsung terus-menerus dan tidak terkait dengan siklus menstruasi.
Baca Juga: 5 Kelebihan Asuransi Jiwa Syariah yang Perlu Anda Ketahui
Penyebab Kanker Payudara
Kanker payudara berkembang ketika sel-sel di jaringan payudara mengalami mutasi dan tumbuh secara tidak terkendali. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara, meskipun penyebab pasti dari penyakit ini tidak selalu dapat dipastikan.
Beberapa penyebab kanker payudara yang umum meliputi:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan kanker payudara. Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 adalah dua faktor risiko genetik yang paling dikenal. Mutasi pada gen ini secara signifikan meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker payudara.
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, terutama pada anggota keluarga dekat seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan, maka risikonya bisa lebih tinggi.
2. Usia
Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun. Setelah menopause, risiko ini menjadi lebih tinggi karena perubahan hormonal yang terjadi pada tubuh wanita.
3. Gaya Hidup
Gaya hidup juga dapat berkontribusi pada risiko kanker payudara. Obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor-faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko kankerpayudara. Lemak tubuh yang berlebih misalnya, terutama setelah menopause, dapat mempengaruhi produksi estrogen dan meningkatkan risiko kanker.
4. Penggunaan Terapi Hormon
Wanita yang menjalani terapi hormon pengganti untuk mengatasi gejala menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, terutama jika terapi ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Estrogen yang berlebih dalam tubuh akibat terapi hormon dapat merangsang pertumbuhan sel kanker di payudara.
5. Paparan Radiasi
Paparan radiasi, terutama pada usia muda, juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita yang pernah menjalani terapi radiasi untuk pengobatan kanker lain, seperti limfoma, memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara di kemudian hari.
6. Kadar Hormon Estrogen dan Progesteron Melebihi Batas Normal Melebihi Batas Normal
Apabila hormon estrogen dan progesteron tersebut dalam tubuh melebihi batas normal, hal ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan sel kanker di jaringan payudara. Oleh karena itu, paparan berlebihan terhadap hormon estrogen dan progesteron dalam kondisi tertentu diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara.payudara. Oleh karena itu, paparan berlebihan terhadap hormon estrogen dan progesteron dalam kondisi tertentu diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Beberapa kondisi tersebut meliputi::
-
Menstruasi yang dimulai pada usia sangat muda (menarche sebelum usia 12 tahun).sebelum usia 12 tahun).
-
Menopause yang terlambat atau belum terjadi hingga usia 55 tahun.hingga usia 55 tahun.
-
Penggunaan kontrasepsi hormonal atau terapi pengganti hormon dalam jangka waktu panjang.dalam jangka waktu panjang.
-
Tidak pernah melahirkan atau memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun.
-
Tidak memberikan ASI (air susu ibu).
Penting untuk diingat bahwa meskipun faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko, banyak wanita yang memiliki satu atau lebih faktor risiko tersebut tidak pernah mengalami kanker payudara.
Sebaliknya, ada pula wanita yang tidak memiliki faktor risiko sama sekali tetapi tetap terkena kanker payudara. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan deteksi dini sangat penting untuk mencegah kanker payudara berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Baca Juga: Cari Tahu, Siapa Saja yang Berperan Penting pada Polis Asuransi Syariah!
Diagnosis Kanker Payudara
Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes seperti:
-
Mammografi: Proses ini adalah metode skrining paling umum untuk mendeteksi kanker payudara.
-
Ultrasonografi: Digunakan untuk menentukan apakah benjolan di payudara berisi cairan (kista) atau massa padat.
-
Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan diagnosis kanker.
Pengobatan Kanker Payudara
Umumnya, pengobatan kanker payudara dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:
-
Operasi: Operasi bisa berupa pengangkatan sebagian (lumpektomi) atau seluruh payudara (mastektomi) untuk menghilangkan kanker.
-
Kemoterapi dan Radioterapi: Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker, sedangkan radioterapi menggunakan radiasi untuk menghancurkan sel kanker.
-
Terapi Hormon: Terapi ini membantu menghentikan pertumbuhan kanker yang dipengaruhi oleh hormon.
-
Terapi Target: Terapi ini menggunakan obat yang secara khusus menargetkan perubahan genetik dalam sel kanker.
Pencegahan Kanker Payudara
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara meliputi:
-
Hidup Sehat: Menjaga berat badan ideal, dan rutin berolahraga.
-
Konsultasi Genetik: Jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker, penting untuk melakukan konsultasi genetik.
-
Melakukan SADANIS: Pemeriksaan payudara klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk mendeteksi dini kanker payudara. Ini bertujuan untuk menemukan benjolan atau tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin.
-
Melakukan SADARI: Ini adalah metode pemeriksaan payudara sendiri dengan mengamati bentuk, ukuran, dan permukaan kulit payudara.
Pentingnya Asuransi Jiwa Syariah untuk Penyakit Kritis untuk Menghadapi Kanker Payudara
Menghadapi risiko seperti kanker payudara memerlukan persiapan yang matang. Di sinilah Asuransi Jiwa Syariah PRUCritical Amanah (PRUCritical Amanah) dari Prudential Syariah hadir sebagai solusi. Produk ini memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis termasuk kanker payudara, dengan manfaat yang disesuaikan dengan prinsip syariah. Dengan perlindungan dari Asuransi Jiwa Syariah PRUCritical Amanah, Kamu bisa fokus pada pengobatan tanpa khawatir akan beban finansial yang berat.
Jangan tunggu hingga terlambat untuk melindungi diri dari risiko penyakit kritis seperti kanker payudara, karena Lebih Awal, Lebih Tenang. Hubungi Prudential Syariah sekarang dan dapatkan informasi lebih lanjut tentang produk ini melalui Prudential Syariah.
Mari jaga amanah hidup dengan melindungi kesehatan dan masa depanmu melalui asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang tepercaya bersama Prudential Syariah.
*Syarat & Ketentuan Berlaku. Informasi selanjutnya dapat merujuk pada RIPLAY (Ringkasan Informasi Produk dan Layanan) Umum Asuransi Jiwa Syariah PRUCritical Amanah.
Sumber Referensi:
-
https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/mengenal-kanker-payudara
-
https://www.alodokter.com/kanker-payudara
-
https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-payudara
-
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker/apa-penyebab-kanker-payudara
-
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/kanker-payudara-2